As salamo alaikum,
Imam Jafer Sadiq(a.s.) reports that Prophet Mohammad(sawaw) has said that Shabaan is my month and Ramzan is the month of Allah(swt). Therefore, if anyone observers one day of fasting during Shabaan, I will do his/her "shafaat" on the day of judgment, and one who observers two days of fasting then his/her previous sins would be forgiven and if someone observers three days of fasting then it would be just like all the sins have been washed away.
Imam Ali Riza(a.s.) has said that if someone observes fast during the last three days of Shabaan and combines them with the fasting during the month of Ramazan then Allah(swt) will grant the sawab of two months of continuous fasting to that person.
It is, therefore, advisable to fast in the last three days of Shabaan to become eligible for a great Sawab
This year Ramzan is predicted to start on either the 1st September on some places or the 2nd of September at others. Therefore it is advisable to start fasting from Firday, the 29th of August 2008.
Popular Posts
-
Kami ucapkan Selamat Hari Wanita Sedunia buat semua. Hari ini adalah hari yang penuh bahagia dan keberkatan,hari yang mengilhamkan nilai-ni...
Friday, August 29, 2008
Tuesday, August 26, 2008
Khutbah Nabi saw Menyambut bulan Ramadhan
Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya hari-hari yang utama, malam-malamnya malam-malam yang paling utama, dan saat-saatnya saat-saat yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu dihitung sebagai tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Tuhanmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membim-bingmu untuk melakukan puasa dan membaca kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini.
Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin.Muliakan orang yang lebih tua dari kamu, sayangi yang lebih muda, sambungkanlah tali persaudaraan, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal dipandang dan pendengaran dari apa yang tidak halal didengar. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.
Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu-waktu shalatmu karena itulahsaat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih sayang. Dia menjawabmereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketikamereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya dirimu tergadai oleh perbuatan-mu, bebaskan dirimu dengan istighfarmu. Punggungmu berat olehbeban-bebanmu, ringankan dengan lamanya sujudmu.
Ketahuilah! Sesungguhnya Allah swt bersumpah dengan kemuliaan-Nya untuk tidak menyiksa orang-orang yang shalat dan orang-orang yang sujud, dan tidak mencampakkan mereka ke dalam api neraka pada hari manusia dibangkitkan menuju Tuhan alam semesta.
Wahai manusia! Barangsiapa di antara kamu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diampuni dosa-dosanya yang lalu.
Sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, tidak semua kami mampu berbuat demikian”. Rasulullah saw bersabda: Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air, sesungguhnya Allah swt memberi pahala kepada orang yang beramal sekalipun sedikit, jika ia benar-benar tidak mampu melakukan lebih dari itu.”
Wahai manusia! Siapa yang memperindah akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati shirathal mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan beban pekerjaan pembantu dan pegawainya di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari Kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya dibulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan di bulan ini Allah akan menghubungkan dia dengan kasih sayang-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa yang memutuskan silaturrahim di bulan ini, Allah akan memutuskan ia dengan kasih sayang-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunnat di bulan ini, Allah akan mencatat baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa melakukan shalat fardhu, baginya ganjaran 70 kali shalat fardhu di bulan yang lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa membaca satu ayat al-Quran di bulan ini, ganjarannya seperti mengkhatam al-Quran pada bulan lainnya.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mohonlah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Tuhanmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.
Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulallah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Nabi saw menjawab: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah swt.
Kemudian Rasulullah saw menangis. Lalu aku bertanya: Ya Rasulallah, mengapa engkau menangis?
Rasulullah saw menjawab: Wahai Ali, aku menangisi apa yang akan menimpa dirimu di bulan ini (bulan Ramadhan), seakan aku bersamamu dan engkau sedang melakukan shalat kepada Tuhanmu, kemudian bangunlah seorang yang paling celaka dari dahulu hingga yang terakhir, ia menebas kepalamu sehingga darah mengalir pada jenggotmu.”
Imam Ali (as) bertanya: Ya Rasulullah, apakah hal itu demi keselamatan agamaku?
Rasulullah saw menjawab: “Ya, itu demi keselamatan agamamu.”
Rasulullah saw bersabda: “Wahai Ali, barangsiapa yang membunuhmu, ia membunuhku; barangsiapa yang membencimu, ia membenciku; barangsiapa yang mencercamu, ia mencercaku; karena sesungguhnya engkau di sisiku seperti diriku sendiri, ruhmu dari ruhku, tanahmu dari tanahku; sesungguhnya Allah tabaraka wa ta’ala menciptakan aku dan dirimu, memilih aku dan dirimu, memilihku untuk kenabian dan memilihmu untuk imamah; barangsiapa yang mengingkari imamahmu, ia telah mengingkari kenabianku. Wahai Ali, engkau adalah washiku, ayah dari keturunanku dan suami dari puteriku; khalifahku untuk ummatku dalam hidupku dan sepeninggalku; perintahmu adalah perintahku, laranganmu adalah laranganku. Aku bersumpah demi Zat yang telah maengutusku dengan kenabian dan memilihku sebagai manusia yang terbaik, sesungguhnya engkau adalah hujjah Allah atas makhluk-Nya, kepercayaan-Nya atas rahasia-Nya, dan khalifah-Nya atas hamba-hamba-Nya.” (Fadhail Al-Asyhur Ats-Tsalatsah, hlm 79)
Wassalam
Sunday, August 24, 2008
Doa Malam Terakhir Bulan Sya’ban
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ya Allah, sesungguhnya bulan ini adalah bulan yang penuh berkah, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an dan dijadikan petunjuk bagi manusia, penjelasan dari petunjuk dan pembeda. Bulan Ramadhan telah dating ,maka selamatkan kami di dalamnya, selamatkan ia bagi kami, dan jadikan ia keselamatan bagi kami dalam kemudahan dan keselamatan dari-Mu. Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan mensyukuri yang banyak, terimalah dariku amal yang sedikit.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, jadikan bagiku jalan pada semua kebaikan, dan penghalang dari semua yang tidak Engkau cintai, wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi. Wahai Yang Memaafkan kesalahanku dan kejelekan yang kusembunyikan. Wahai Yang Tidak menyiksaku karena perbuatan maksiatku, maafkan daku, maafkan daku, maafkan daku wahai Yang Maha Mulia.
Tuhanku, Kau sadarkan aku, tapi aku belum juga sadar. Kau halau daku dari larangan-Mu, tapi aku belum juga terhalau, lalu apalagi alasanku, maafkan daku wahai Yang Maha Mulia, maafkan daku, maafkan daku.
Ya Allah, aku memohon kepada-Mu kedamaian saat kematiant menjemputku, dan maafkan daku saat amalku dihisab. Besar sudah dosa dari hamba-Mu, maka ampuni daku dengan ampunan yang baik dari sisi-Mu wahai Yang Maha Menjaga dan Maha Mengampuni, maafkan daku, maafkan daku.
Ya Allah, aku adalah hamba-Mu putera hamba-Mu, lemah dan butuh pada rahmat-Mu. Sementara Engkau Yang Menurunkan kekayaan dan keberkahan pada semua hamba-Mu, Engkau Maha Perkasa dan Maha Kuasa, Engkau menghitung semua amal mereka, Engkau yang membagikan rizki mereka. Engkau ciptakan mereka berbeda-beda dalam bahasa dan kulit dari generasi ke generasi berikutnya. Hamba-Mu tak akan mampu mengetahui semua ilmu-Mu, hamba-Mu tak akan kuasa pada kekuasaan-Mu. Kami semua butuh pada rahmat-Mu, maka jangan palingkan wajah-Mu dariku, jadikan aku tergolong pada hamba-Mu yang shaleh dalam amal dan keinginan, dalam ketetapan dan takdir-Mu.
Ya Allah, hidupkan daku dalam kehidupan yang paling baik, dan matikan daku dalam kematian yang terbaik mengikuti para kekasih-Mu dan menjauhi musuh-musuh-Mu, takut dan patuh pada-Mu, memenuhi dan menerima perintah-Mu, membenarkan kitab-Mu dan mengikuti sunnah Rasul-Mu.
Ya Allah, semua yang ada dalam hatiku: keraguan, penentangan, keputus-asaan, kesenangan yang berlebihan, kesombongan, keangkuhan ketika mendapat nikmat, prasangka buruk, riya’ atau suka pujian, permusuhan, kemunafikan atau kekufuran, kefasikan atau kemaksiatan, atau kebanggaan, atau sesuatu yang lain yang tidak Engkau ridhai.
Aku memohon kepada-Mu, gantikan semua itu dengan keimanan pada janji-Mu, pemenuhan pada perintah-Mu, ridha pada ketentuan-Mu, kehidupan zuhud di dunia, harapan pada yang ada di sisi-Mu, ketenteraman dan taubat yang sebenarnya; aku memohon semua itu kepada-Mu ya Rabbal ‘alamin.
Tuhanku, Engkau dimaksiati karena santun-Mu, Engkau ditaati karena kemuliaan dan kedermawanan-Mu, seolah-olah Engkau tidak pernah dimaksiati olehku dan oleh seluruh penghuni bumi. Maka jadilah Engkau bagi kami Yang Maha Dermawan dengan segala karunia-Mu, Yang Maha Peduli dengan segala kebaikan-Mu, wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi. Semoga shalawat senantiasa tercurahkan kepada Muhammad dan keluarganya, shalawat yang abadi yang tak terhitung jumlahnya dan tak terukur nilainya oleh selain-Mu wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi. (kitab Mafatihul Jinan, bab 2, pasal 2)
Hussain: Symbol of Love and Sacrifice
It is usually thought that Islam views God as a heartless Ruler of the world, an angry Judge, and a wrathful Lord who is looking meticulously for a wrongdoer to punish them. For those who have thoughtfully read the Quran only once in their lifetime it is very easy to discard this view beyond any doubt.
However, for those who have not carefully read the Quran, or do not have the necessary means and knowledge to analyse its verses, there stands, in the living memory of the history, an episode which, very clearly, epitomizes the notion of love between the creator and the created, and the sacrifice and suffering that could be endured readily and contentedly by a human being for the sake of the beloved God.
This episode is the event in which Hussain, the grandson of the Prophet of Islam, offered not only his soul and his flesh to the Lord, but that of his sons, his nephews his cousins and his closest friends, and bore the grief of the foreseeable capture of his wife, his daughters and his sisters. This happened on the 10th day of Muharram in a land called Karbala in the year 682 AD.
As the grandson of the Prophet and someone who was very much adored by him, Hussain could have lived a very comfortable and well-heeled life after his grandfather, much honoured and revered by his contemporaries. However, he was devoted to the cause of the Lord, concerned about the guidance that was revealed to his grandfather and eager to make sure that the path of love towards God was not obstructed by voracious, materialistic type of people who had joined Islam only to fulfil their mean and meagre worldly ambitions.
And he did well. On one single day he demonstrated a degree of love and sacrifice towards the Lord that could hardly be paralleled by any similar incident in the history of mankind. He loudly cried his dissatisfaction of what was going on in the name of the Lord and with recourse to the authority of his grandfather; a cry that can be heard even today through the long stretched tunnel of history.
Hussain used to say in his supplications:
“My Lord! You are the One who removes all others from the heart of those whom You love, in a manner that they do not love but You, and do not seek refuge from anyone but from you; You are their intimate company when the trials of the world frightens them. My Lord! Those who have lost You, what do they find, and those who have found You, what do they lose?”
Hussain had nothing to loose since he had found a Love that gives life to everything.
Sunday, August 17, 2008
Letter to the Imam Mahdi as)
Translation of Dua-e-Ariza
I have written to you O my master, may His mercy and blessing be on you, seeking a favour from you. I have complained to you for what has happened to me seeking solutions firstly from Allah and then from you for a matter that has obsessed me.
I am helpless in combating the problem and for that I have resorted to seeking help from Allah and from you. Knowing the status you have with Allah.
I am confident that you will help me get the solutions to my problems swiftly and that you will intercede on my behalf. I am helpless and moreover I am sinful: so help O master and present this problem to Allah and I pray to Him that He will solve this quickly and grant me victory and success in finding the solution to my problems.
(Write your personal wishes and problems in the provided space)
I am not able to carry or bear with it. Although I am responsible for the increase of my sins and ignorant about my responsibilities (Wajibaats), from Allah which are given to me.
So help me O my master. Peace be upon you during this time of problems and sorrow. Presents my prayers to Allah before I compensate and before my enemies engulfs me. For you have shown me your blessings. So I pray to Allah for great salvation and near victory with calmness from all fears, for Allah is most high and does what he wants. Allah is sufficient for me from beginning and in my hopes.
Whatever Allah wish there is neither strength nor any power except in Allah the High, the Great.
*When dropping the Ariza in the sea, we normally recite the following, addressing Ali Bin Muhammad Samiri, the 4th Na’ib of the 12th Imam:
“O Ali Bin Muhammad Samiri, Salamun Alykum.
I bear witness that you died in the path of Allah and (hence), you are alive and are sustained by Allah. I am addressing you in your life which you lead with Allah – this is my note and wishes to the master of the Era, the 12th Imam (AS), so please hand it over to him for you are indeed trustworthy”.
Wiladah Imam Al Mahdi (as)
Wiladah Imam Mahdi Shahibuz Zaman (as) jatuh pada malam Jumaat, pertengahan bulan Syaaban tahun 255 atau menurut riwayat lainnya pada tahun 256 Hijrah, beberapa kurun selepas hijrah Rasulullah (saww). Setelah berlalu Imamah Imam kesepuluh Imam Ali al-Hadi (as) dan berlangsungnya Imamah Imam kesebelas Imam Hasan al-Askari (as), para perawi, pentadbir dan pemerintah kerajaan taghut mulai risau.
Ini kerana terdapat berita-berita yang turut disampaikan oleh mereka sendiri dari Imam Hassan al-Askari (as) bahawa seorang putera akan lahir di mana takhta dan istana pemerintah taghut dan zalim akan diruntuhkan olehnya serta menjadikan keadilan sebagai gantinya kezaliman dan kejahatan. Telah sampai hadis-hadis sebegini terutamanya daripada Rasulullah (saww), yang menyebut tentang peristiwa ini dan telah sampai ke telinga semua orang di kala itu.
Tatkala Imam Mahdi (as) akan lahir, Muktasim, Khalifah kelapan Abbasi yang mula memerintah dari tahun 218 Hijri, telah menjadikan Samarra, negeri yang baru membangun, sebagai pusat pemerintahannya. Ini bagi menghalang kelahiran bayi yang akan menggoncang tiang-tiang pemerintahannya. Kelahiran bayi tersebut mestilah dihalang, walaupun dengan cara memenggal nyawa para ibu yang mengandung. Mereka menghantar gerombolan tentera ke rumah-rumah di kota Samarra, kalau-kalau ada wanita yang hamil. Peristiwa pencerobohan ini masih kekal dalam catatan sejarah.
Dulu, pada zaman Nabi Ibrahim (as), Namrud juga pernah melakukan perkara yang serupa. Firaun juga melakukan perkara yang sama bagi menghalang kelahiran Nabi Musa (as). Tetapi Tuhan tidak membenarkan. Mereka, ahli taghut, mahu memadamkan obor kebenaran. Tetapi mereka lupa, Tuhan telah menyempurnakan Nur cahayaNya. Walaupun golongan taghut dan penentang ini tidak menginginkan kelahiran zuriat penerus Imam Hassan Askari (as) ini, seperti cerita-cerita di dalam sejarah dahulu, mukijizat sekali lagi berulang. Imam Ali al-Hadi selama 20 tahun di Samarra sentiasa diletakkan dibawah pemerhatian dan kawalan tentera. Kemudiannya, Imam Hasan al-Askari menghadapi situasi yang sama. Ketika telah hampir masa kelahiran bintang yang bersinar ini, ancaman dan bahaya pemerintah semakin parah, kerana mereka pasti akan menghalangnya. Allah SWT dengan kekuasaannya telah menjadikan kehamilan ibunya dan saat kelahirannya jauh dari pengetahuan orang ramai. Tidak ada yang pernah melihatnya kecuali kerabat dan sahabat terpilih Imam Hasan al-Askari (as). Mereka juga hanya beberapa kali melihatnya, bukan selalu dan tidak seperti kebiasaan.
Pengikut Terpilih, Telah Melihat Imam Mahdi (as)
Dalam masa 4 atau 5 tahun permulaan umur Imam Mahdi (as) iaitu semasa hayat ayahnya, sahabat dan pengikut setia telah berpeluang bertemunya. Mereka seramai 40 orang yang setia kepada Imam Hasan al-Askari. Mereka berkehendak Imam Askari memberitahu siapa Hujjah dan Imam setelahnya supaya mereka dapat mengenalnya. Imam menemukannya dengan mereka. Mereka melihat seorang putera, seperti bulan, seiras ayahnya.
Imam Askari (as) berkata: “Selepasku, putera ini adalah Imam kalian, dan khalifahku di kalangan kalian. Perintahnya taatilah. Jangan kalian keluar dari lingkungan wilayahnya, di mana kalian pasti akan selamat dan agama kalian akan terpelihara. Juga ketahuilah, kalian tidak akan lagi melihatnya selepas hari ini, sehinggalah telah lama tahun dan zaman berlalu. Maka disebabkan itu, taatilah wakil atau penolongnya, Usman bin Sa’id”. Dengan kata-kata ini, Imam kesebelas, telah mula mengenalkan tentang akan adanya keghaiban al-Mahdi (as) dan mengenalkan kepada pengikutnya penerus wilayahnya.
Seorang pemikir dan ahli falsafah kurun ketiga hijrah yang sempat berada ketika Imam masih belum ghaib, Abu Sahal an-Naubakhti berkata: “Imam Mahdi (as) ghaib sehinggalah ayahnya yang mulia, Imam kesebelas, Imam Hassan Askari (as) telah syahid pada hari kelapan bulan Rabiul Awal, tahun 260 hijrah. Pada hari tersebut, mengikut sunnah Islam, Imam Mahdi (as) telah menyolatkan sendiri jenazah suci ayahnya, sehingga khalifah Abbasi tidak mampu mengatakan tentang tamatnya penerusan Imamah, atau merealisasikan niat buruk untuk menyesatkan manusia dari jalan sebenar, serta tidak mampu lagi meletakkan warisan maknawi, risalah Islami dan wilayah agama ke tangan orang lain. Rakyat telah melihat seorang anak kecil seperti matahari yang bersinar dengan gemilangnya, pengakhir segala Imam telah keluar, dan Jaafar Kazzab (penipu) yang datang untuk menyolatkan jenazah Imam Askari diketepikannya. Kemudian, Imam sendiri menyolatkan tubuh suci dan mulia ayahnya.
Keperluan Ghaibnya Imam Terakhir
Keluarnya Imam Mahdi (ajf) dan menyolatkan jenazah ayahnya telah tersebar ke semua tempat. Pendokong dan tali barut Abbasi telah menyerang rumahnya Imam Hassan Askari (as). Namun, semakin mereka ingin mencari anak itu, semakin mereka jauh dan tidak menemuinya. Allah SWT menginginkan keselamatan buat hujjahNya sehingga musuh-musuhnya tidak berdaya melakukan apa-apa. Maka, Allah menghilangkan Imam terakhir daripada pandangan manusia, dan dikeranakannya Ia telah mengekalkan ke atas ahli dunia ini keselamatan mereka.
Dengan keghaiban ini, walau hujjah Tuhan tidak muncul di mata, namun riak cahaya hidayatnya selepas dirundung keghaibannya, tetap utuh memimpin umat setia dan sahabat-sahabatnya. Tentang peri pentingnya kewujudan Imam yang ghaib ini, Profesor Henry Carban, seorang ilmuan berbangsa Perancis dalam pertemuan dengan Allamah Thabathabai telah berkomentar: “Saya percaya ajaran Tasyaiyu’ adalah satu-satunya mazhab di mana hubungan hidayat Illahi di antara Tuhan dan makhluk, dipelihara, dihidupkan serta dikukuhkan untuk selama-lamanya, dengan cara bersambung dan tidak terputusnya Wilayah...Mazhab Tasyaiyu’ lah satu-satunya yang mempercayai dan mengetahui berakhirnya Nubuwwah dengan Nabi Muhammad -selawat Allah ke atasnya dan keluarganya- bahkan mempercayai dan mengetahui juga wilayah yang merupakan penghubung hidayah dan penyempurna Nubuwwah selepas Nabi Muhammad (saww), dan wilayah ini sentiasa hidup. Mereka mengecapi hubungan yang menyambungkan Alam Insani dan Alam Illahi, dengan perantaraan dakwah-dakwah agama yang sebelum ini oleh Musa, Isa dan Muhammad -selawat Allah atas mereka- dan selepas Nabi Muhammad (saww), dengan perantaraan wilayah penganti-penggantinya(dari aqidah dan kepercayaan syiah) yang mendapati hubungan itu (Alam Illahi dan Insani) sentiasa telah hidup, hidup dan akan sentiasa hidup. Ini adalah hakikat, dan sampai bila-bila dari pandangan ilmu tidak dapat dikatakan sebagai khurafat dan tidak dapat dipadam dari senarai hak atau kebenaran. Benarlah Tasyaiyu’ adalah satu-satunya mazhab dimana dalam kehidupan seharian, hakikat ini dijadikan pakaian kekuatan dan sentiasa memakainya serta mempunyai kepercayaan dan berpegang teguh bahawa hakikat ini sentiasa berada di antara Alam Insani dan Ilahi,untuk selama-lamanya,kekal dan sentiasa kukuh”. Iaitu yang bermaksud percaya kepada Imam yang hidup dan ghaib.
Ciri Fizikal dan Karakter Imam Mahdi (as)
Rasulullah (saww) telah bersabda:
“Al-Mahdi adalah dari keturunanku, dahinya lebar dan hidungnya mancung lurus.”
“Sungguh Allah akan mengutus seorang lelaki dari keturunanku, giginya tersusun rapi dan sejajar, dahinya lebar”.
“Al-Mahdi anak keturunanku, wajahnya laksana bintang mutiara, warna kulit tubuhnya adalah warna kulit Arab (putih kemerah-merahan), postur tubuhnya adalah keturunan Israil (Nabi Yaakub as)”.
“Al-Mahdi pemuda yang hitam kedua pelupuk matanya, halus dan panjang kedua alis matanya, hidungnya mancung lurus, lebat janggutnya, pipi dan tangan kanannya ada yang tidak ditumbuhi bulu”.
Dalam sebuah riwayat dari Abi Jaafar Muhammad al-Baqir (as), beliau berkata: “Ali bin Abi Thalib (as) ditanya tentang ciri al-Mahdi, beliau menjawab: “Dia adalah pemuda yang berbadan kekar, tampan wajahnya, rambut terurai sehingga bahunya, cahaya wajahnya melebihi sinar hitam rambut dan janggutnya”.
“Al-Mahdi laksana burung merak penduduk syurga, pada dirinya ada penutup-penutup cahaya”.
Raut wajahnya adalah riak seorang pemimpin yang berwibawa, tenungannya mengubah semuanya. Slogannya meluas. Laungannya untuk semua. “Imam Mahdi (as) adalah pemilik (shahib) ilmu dan hikmah yang banyak dan beliau merupakan pemilik warisan Anbiya’.
Beliau Imam yang kesembilan dari keturunan Imam Hussein (as) sehingga sekarang masih ghaib. Wali mutlak, penamat wali-wali dan wasi segala wasi serta pemimpin dunia dan kebangkitan bangsa. Ketika zuhur nanti,beliau akan berada di sisi ka'bah, dan mengangkat bendera Rasul (saww), menghidupkan kembali agama serta menjalankan semula hukum-hukum Allah. Dunia akan dipenuhi olehnya dengan keadilan dan kasih-sayang. Imam Mahdi (ajf) sentiasa menghambakan diri berhadapan dengan Tuhan dan kemuliaan serta kebesaranNya.
Seluruh kewujudannya dilindungi oleh Tuhan dan KebesaranNya. Mahdi (as) adalah seorang yang adil, mulia, suci. Tidak pernah membiarkan kezaliman walau hanya sekecil-kecilnya. Tuhan telah meletakkan agama Islam ini di tangan mulianya. Dalam pemerintahannya, tidak akan ada tempat yang terdapat keburukan kecuali dipenuhi dengan hukum dan perintah Tuhan. Mahdi (as) akan mengembalikan hak setiap orang yang memiliki hak dari orang yang zalim dan mengembalikan pada pemiliknya.
Nanti, ketika Imam Mahdi (as) memerintah, seluruh pemerintahan taghut, zalim, munafik dan pengkhianat akan diruntuhkan. Makkah, kiblatnya mukminin, akan menjadi pusat kebangkitan Mahdi (as). Orang-orang pertama yang bersama dengannya, akan muncul di sana dan berkumpul bersamanya. Kemudian, tidak akan tinggal lagi pemerintahan selain daripada pemerintahan yang adil dan berpandukan Al-Quran, berkembang ke seluruh dunia.
Benarlah, Mahdi (as) akan bangun di atas muka bumi sehingga tidak ada tempat kecuali sentiasa menyebut dan melaungkan nama Muhammad (saww). Ashhadu an la ilaha illallah, wa ashhadu anna Muhammadarrasulullah (Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad itu pesuruh Allah). Pada zaman pemerintahan Mahdi (as), hikmah dan ilmu akan diajarkan pada semua manusia, sehingga wanita-wanita di dalam rumah juga mampu dan tahu tentang Kitab Tuhan dan Sunnah Rasulullah (saww). Pada zaman Mahdi (as) tidak akan ada tempat yang ada kezaliman kecuali telah dipenuhi dengan keadilan.
Pedang Allah SWT
Al-Mahdi (as) adalah Saifullah (Pedang Allah), Saifullahul Muntaqim (Pedang Allah yang menuntut pembalasan). Pedang ketuhanan, pedang yang menuntut balas ke atas orang-orang zalim. Pedang Mahdi adalah pedang yang menuntut balas segala jenayah yang berlaku dalam sepanjang sejarah. Pembalas bagi orang yang zalim, pemberi rahmat dan lindungan bagi yang lemah dan tertindas.
Ghaib Sughra (kecil)
Sebagaimana Nabi Khidir (as) yang bertemu hanya dengan peribadi tertentu, Imam Mahdi (as) hanya bertemu dengan sebahagian orang, akibat dari tentangan fitnah manusia. Dari tahun 255 hijrah sehingga 329 hijrah, dalam masa keghaiban ini, tidak semua yang berkesempatan bertemu dengan Imam, kawan maupun lawan. Hanya yang setia terpilih menyampaikan permasalahan umat untuk diselesaikan. Usman bin Sa’id al-Asadi, yang terbukti kesetiaan dan keikhlasannya di zaman Imam Ali al-Hadi dan Imam Hasan al-Askari, adalah antara yang terpilih. Membesar di bawah payungan Imamah dan berkhidmat untuk tiga imam, beliau akhirnya wafat dan dimakamkan di bumi Baghdad. Muhammad bin Usman adalah yang kedua dari kalangan yang terpercaya, anakanda kepada Usman bin Sa’id. Wafat pada tahun 305 hijrah setelah kurang lebih 40 tahun berkhidmat, beliau juga turut dimakamkan di Baghdad. Hussain bin Ruh an-Naubakhti adalah yang ketiganya (wafat pada tahun 326 hijrah). Yang terakhirnya, Ali B. Muhammad Samiri. Beliau wafat pada tahun 329 hijrah dan dimakamkan di Baghdad. Mereka menjadi perantaraan hubungan rakyat dengan Imam dalam menyelesaikan masalah yang timbul dalam kehidupan beragama.
Ghaib Kubra (besar) dan Wakil-wakil yang Umum
Setelah berlalu tempoh Ghaib Sughra, Imam Mahdi (as) hilang dari pandangan manusia yang keji dan bongkak, sehingga saat ini. Zaman ini adalah zaman ujian. Zaman menilai iman dan amal pekerjaan manusia. Imam (as) telah mengajarkan kaedah-kaedah bagaimana memilih perantaraannya tatkala berlangsungnya Ghaib Kubra. Supaya pada setiap zaman, seorang yang mempunyai syahsiah seperti yang digariskan, diikuti dan dipanuti sebagai wakilnya. Wakil-wakil ini disisi Imam, adalah wali kepada rakyat dan pemutus dalam urusan agama dan dunia. Oleh itu, tidak ada satu zaman pun hubungan Imam (as) dengan rakyat terputus.
Sehingga saat ini juga, ulama yang menepati syarat-syarat faqih agama dan siasah akan membimbing manusia. Ia merupakan pemilik “Wilayah Syariat” sebagai wakil kepada Imam Mahdi (as). Ia bertanggungjwab memelihara kelestarian syariat dan agama Tuhan. hendaklah sentiasa alim dan faqih yang berkemampuan dan ahli untuk mengetuai masyarakat, dan seorang-yang paling beramal dan paling tinggi dilantik sebagai pemimpin dunia Islam. Para mujtahid dan ulama lainnya berkewajipan membantu dan menyokongnya, memelihara Wahdat persatuan umat Islam dan mengekalkan kekuatan agama, sehingga kekuatan yang jahat sekalipun tidak mampu untuk menggugah dan meruntuhkannya.
Kejauhan kita dari Pelindung mustadhafin sangat memeritkan. Namun, walau apa pun bentuk ujian zaman ini, kepercayaan dan pegangan kita tetap teguh dan segar. Al-Mahdi (as), dengan kekuatan Tuhan dan lindunganNya, akan bangkit bersama satu revolusi hebat yang membebaskan orang yang dizalimi dari cengkaman orang-orang yang zalim. Cahaya agama serta syiarnya Islam akan kembali mendapat kemuliaan dan ketinggian.
Kepercayaan kepada Kebangkitan Penyelamat Akhir Zaman
Selain Islam, kepercayaan akan kezuhuran penyelamat akhir zaman terkandung dalam hampir seluruh agama samawi dan ajaran lainnya. Tanpa terkecuali, Yahudi, Zoroaster, Kristian, Hindu dan Budha turut mengakui akan kewujudan penyelamat akhir zaman, biar pun dengan nama yang berbeza.
Kepercayaan Kepada Imam Mahdi (as) Bukanlah Hanya Dalam Syiah
Kepercayaan akan kezuhuran Imam Mahdi (as) bukan hanya milik orang Syiah dan ulama Tasyaiyu’ sahaja, bahkan pendahulu mazhab-mazhab Ahlul Sunnah dan fahaman lainnya mempunyai kepercayaan yang sama. Cerdik pandai mereka, telah banyak menyebut perkara ini dalam kitab-kitab mereka dan mengakui dengan lantang bahawa hadis-hadis Rasulullah (saww) seputar Imam Mahdi (as) adalah mutawatir dan sahih di sisi mereka.
Wiladah Imam Zaman (as)
15th of Shaban 1429 A.H. – Zahoor-e-pur noor of the last Wasi of Prophet Mohammad(sawaw) , Allah(swt) hujjat on earth and the Imam-e-Asr waz-Zaman, Imam Mohammad Mehdi(atfs) ibn-e-Imam Hasan Askari(a.s.) .
On this occasion of happiness, I wish to extend my profound felicitations and greetings to the Prophet Mohammad(sawaw) , Imam-e-Zamana( a.s.), the Ahl-e-Bait(a. s.) and to all Momineen and Mominaat.
As is the usual practice among the followers of Ahl-e-bait(a. s.), please recite Ziarat of Imam-e-Zamana( a.s.) and Ziarat-e-Jamea which are located on the main page on the site http://www.ziaraat. com. Please also offer special prayers and nazrana to renew your allegiance to Prophet Mohammad(sawaw) and his Ahl-e-Bait(a. s.)
Saturday, August 9, 2008
Diskusi Ilmiah bersama Seorang Wahabi
Bismillahir rahmanir rahim..
"Ya Allah,dengan haknya Nubuwwah Muhammad, lapangkan dada dan hatiku,Dengan haknya Wilayah Ali, perkenankan doaku, Dengan haknya Ibu fatimah, berikan aku kefahaman, Jika ini adalah kebenaran, biarkan ia terus tetap di hatiku, Jika ini adalah satu kebatilan, jauhkan aku dr tipu durjana manusia dengki"
Assalamualaikum wbt...
Syukur kehadrat Illahi kerana masih meminjamkan kita nyawa yang entah bila akan minta dikembalikan, semoga kita bijak untuk mengusahakan ladang yang sementara ini buat bekalan di akhirat kelak.Juga salam dan selawat buat junjungan mulia Abal Qasim, Muhammad Rasullullah saw. serta keturunannya yang mulia, yang telah disucikan sesuci-sucinya."Allahumma Solli A'la Muhammad Wa Aali Muhammad" serta saya juga ingin mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan tahniah atas kelahirannya cucunda kesayangan Rasul saw., Aba Abdillahil Hussein as., Penghulu Para Syuhada di mana kelahirannya membawa cahaya kegembiraan dan juga tangisan duka oleh keluarga nubuwwah(salam dan selawat atas mereka).
2 minggu lepas, saya ada menerima sms dari seorang saudara seIslam (yang jika tidak salah saya dr johor) yang mana nombor HP saya didapatinya dari sebuah website Wahabi yang tidak asing lagi.dalam website tersebut telah dipaparkan nombor saya yang telah tertera di dalam satu kad jemputan Majlis Menyambut Wiladah Kelahirannya Hadrati Zahra sa., Pemimpin Wanita Syurga.
Persoalannya, adakah salah menyambut majlis kelahiran Wanita agung dan mulia ini?Dimana Rasulullah bersabda:"Fatimah adalah bahagian dari diriku?".Adakah berdosa kita bergembira di atas kegembiraannya Rasulullah saw.?Adakah kami bersalah meraikan kelahirannya Ibu yang suci ini?Allahummal A'n Qatalata Fatimatuz zahra sa.
Berbalik pada sms tadi.apakah puncanya?pastilah kerana saya seorang syiah,Syiah Imamiyah Jaafariyah.Berikut adalah dialog dan diskusi ilmiah yang telah saya kumpulkan dan paparkan di sini.pengunjung Blog ini silalah menilai yang mana Hak dan Batil.Sesungguhnya orang yang mengkaji dan mencari kebenaran akan sentiasa dibantu dan diberi Hidayat oleh Tuhan yang Maha Adil.Selamat membaca dan berfikir untuk mencari kebenaran.
(Coming Soon)
"Ya Allah,dengan haknya Nubuwwah Muhammad, lapangkan dada dan hatiku,Dengan haknya Wilayah Ali, perkenankan doaku, Dengan haknya Ibu fatimah, berikan aku kefahaman, Jika ini adalah kebenaran, biarkan ia terus tetap di hatiku, Jika ini adalah satu kebatilan, jauhkan aku dr tipu durjana manusia dengki"
Assalamualaikum wbt...
Syukur kehadrat Illahi kerana masih meminjamkan kita nyawa yang entah bila akan minta dikembalikan, semoga kita bijak untuk mengusahakan ladang yang sementara ini buat bekalan di akhirat kelak.Juga salam dan selawat buat junjungan mulia Abal Qasim, Muhammad Rasullullah saw. serta keturunannya yang mulia, yang telah disucikan sesuci-sucinya."Allahumma Solli A'la Muhammad Wa Aali Muhammad" serta saya juga ingin mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan tahniah atas kelahirannya cucunda kesayangan Rasul saw., Aba Abdillahil Hussein as., Penghulu Para Syuhada di mana kelahirannya membawa cahaya kegembiraan dan juga tangisan duka oleh keluarga nubuwwah(salam dan selawat atas mereka).
2 minggu lepas, saya ada menerima sms dari seorang saudara seIslam (yang jika tidak salah saya dr johor) yang mana nombor HP saya didapatinya dari sebuah website Wahabi yang tidak asing lagi.dalam website tersebut telah dipaparkan nombor saya yang telah tertera di dalam satu kad jemputan Majlis Menyambut Wiladah Kelahirannya Hadrati Zahra sa., Pemimpin Wanita Syurga.
Persoalannya, adakah salah menyambut majlis kelahiran Wanita agung dan mulia ini?Dimana Rasulullah bersabda:"Fatimah adalah bahagian dari diriku?".Adakah berdosa kita bergembira di atas kegembiraannya Rasulullah saw.?Adakah kami bersalah meraikan kelahirannya Ibu yang suci ini?Allahummal A'n Qatalata Fatimatuz zahra sa.
Berbalik pada sms tadi.apakah puncanya?pastilah kerana saya seorang syiah,Syiah Imamiyah Jaafariyah.Berikut adalah dialog dan diskusi ilmiah yang telah saya kumpulkan dan paparkan di sini.pengunjung Blog ini silalah menilai yang mana Hak dan Batil.Sesungguhnya orang yang mengkaji dan mencari kebenaran akan sentiasa dibantu dan diberi Hidayat oleh Tuhan yang Maha Adil.Selamat membaca dan berfikir untuk mencari kebenaran.
(Coming Soon)
Subscribe to:
Posts (Atom)