Popular Posts

Sunday, May 13, 2007

Hafiz termuda di Iran




Doktor Sayid Muhammad Husein Thabathaba’i‘Alamulhuda

Anak termuda yang hafal seluruh Al Quran, penerjemah Al Quran termuda dan pelajar Hauzah Ilmiah Qom yang paling belia. Anak pertama yang mampu menyampaikan semua keinginan dan percakapannya sehari-hari dengan menggunakan ayat-ayat suci Al Quran. Anak pertama yang berhasil menghafal seluruh Al Quran dengan kaedah isyarat.
Anak pertama yang mampu dengan mudah menghubungkan satu ayat dengan lainnya dan menafsirkan ayat Al Quran dengan cara itu. Anak pertama yang dapat menjawab semua pertanyaan dengan menggunakan ayat-ayat suci Al Quran.
Anak pertama dari negeri Iran yang berhasil memperoleh gelaran Doktor kehormatan dari salah satu universiti barat di usianya yang ketujuh.
Universiti Islam Hijaz
Dengan ini dinyatakan bahwa Sayyid Muhammad Husein Thabathaba’itelah lulus dalam ujian “Ilmu Menghafal Al Quranul Karim” yang diselenggarakan oleh kumpulan Penguji Universiti Islam Hijaz. Karena itu ia dinyatakan berhak untuk meraih gelaran doktor kehormatan.
21 Syawal 1418 - 19 Februari 1998
Allamah Pir Faidh Al-Aqtab Shiddiqi
Pakar Hukum, Pejabat Kehakiman dan Rektor Universiti

AHMAD FAKHRA’I
Dia lahir pada tahun 1992 di kota suci Qom, Iran di tengah keluarga yang agamwan. Saat berusia empat tahun, ia mulai menghafal Al Quran dan menyelesaikan pakej belajar menghafal Al Quran saat ia menginjak usia tujuh tahun. Selain mampu menjawab soal-soal yang berkaitan dengan Al Quran, ia juga menguasai ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum Islam. Setiap masalah feqah yang ditanyakan kepadanya, ia akan menjawabnya dengan membacakan ayat yang berhubungan dengan hukum tersebut. Kini ia aktif belajar bahasa Arab dan bahasa Inggeris.

ALI RIDHA RIDHA-ZADEH
Ia lahir pada tanggal 17 Juni 1991 M. di kota Qom, dan mulai menghafal Al Quran sejak berusia lima setengah tahun. Saat menginjak usia tujuh tahun, ia berhasil menghafal seluruh Al Quran. Kini, selain mengikuti pelajaran-pelajaran hauzah, ia juga belajar di sekolah dasar dan duduk di kelas darjah satu.


Berkenalan dengan keluarga Waziri
1. Kehormat Ali Waziri.
Ia adalah seorang sarjana hukum lulusan universitas Karachi, Pakistan dan pelajar Hauzah Ilmiah Qom, hafal seluruh Al Quran, Nahjul Balaghah, Shahifah Sajjadiyah dan 72 nama kitab hadis serta riwayat Islam.
2. Isteri Waziri.
Ia hafal seluruh Al Quran, Nahjul Balaghah, Shahīfah Sajjādiyah, Ushūlul Kāfi dan 72 nama kitab hadis dan riwayat Islam.
3. Muhammad Shadiq Waziri.
Ia lahir pada tahun 1986 M., pada usia 7 tahun mulai menghafal Al Quran dan sekarang, dalam usia 12 tahun, ia telah menghafal seluruh Al-Qur’an bersama 72 nama kitab secara tematik beserta halaman, spesifikasi dan terjemahnya.
Dia mampu membaca Al Quran (tanpa melihat) dengan 72 macam cara bacaan, menjelaskan nombor ayat-ayat, halaman, juz, spesifikasi surah, tempat turunnya ayat atau surah, jumlah kalimat, i’rab surah, membaca surah dari ayat terakhir sampai yang pertama setiap surah, begitu juga setiap halaman ia dapat membaca dengan hafalan dari garis atas sampai bawah dan sebaliknya. Lebih dari itu, ia dapat menyebutkan kata-kata Al Quran dalam setiap halaman secara menyilang, melintang dan menegak.
Selain itu ia juga bisa menerjemahkan Al Quran, menggabung lebih dari seribu tema Qur`ani dengan 72 judul kitab hadis seperti Nahjul Balāghah, Ushūlul Kāfi dan lain-lain beserta sanadnya. Kesemua ini merupakan kelebihan yang dimilki oleh Muhammad Shadiq Waziri (12 tahun).
Sebagaimana ia mampu membawakan 90 cerita Al Quran dengan menyebutkan pelajaran yang dikandungnya, berdasarkan ayat-ayat yang berhubungan dengan para imam a.s., akhlak, anggota badan, peperangan, pekerjaan, binatang, dan lain-lain di luar kepala lengkap dengan menyebutkan nombor ayat dan surah beserta terjemahnnya.
Ia juga mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan Al Quran hanya dengan isyarat tangan, mengeluarkan suara dengan ketukan jari, meraba, atau dengan isyarat mata. Begitu juga menjelaskan percakapan sehari-hari dengan orang-orang sekitarnya dengan menggunakan ayat dan hadis, disertai dengan menyebutkan sanad dan kitab rujukan beserta halamannya.

4. Fathimah Waziri.
Ia lahir pada tahun 1993 M. Ia mulai menghafal Al Quran pada usia 2.5 tahun. Di usianya yang ke-4, ia telah menghafal 5 juz pilihan Al Quran, nama 14 ma’shum, khotbah Sayidah Fathimah Az-Zahra a.s., beberapa do’a, serta beberapa hadis.

5. Zahra Waziri.
Ia lahir pada tahun 1989 M. Ia berhasil menghafal seluruh Al Quran, Nahjul Balāghah dan 72 nama kitab hadis. Lewat hafalannya itu, ia mampu membaca Al Quran dengan 72 cara, antara lain; menyebutkan nomor ayat, halaman, juz, spesifikasi surah tersebut, tempat turunnya ayat atau surah, jumlah kalimat, i’rab surah, membaca ayat terakhir sampai ayat pertama surah. Begitu juga, pada setiap halaman ia dapat membaca dengan hafalan dari garis atas sampai bawah dan sebaliknya. Lebih dari itu, ia dapat menyebutkan kata-kata Al Quran dalam setiap halaman secara menyilang, mendatar dan menegak., semua itu dilengkapi dengan penerjemahan ayat, dan menyesuaikan lebih dari seribu tema Al Quran dengan 72 judul buku/kitab hadis seperti Nahjul Balāghah, Ushūlul Kāfi dan … lengkap dengan menyebutkan sanad dan kitab rujukan beserta halamannya.
Sebagaimana ia juga mampu membawakan 90 cerita Al Quran serta pelajaran yang dikandungnya dengan bersandarkan pada ayat-ayat yang berkaitan dengan para imam a.s., akhlak, anggota badan, peperangan, pekerjaan, binatang dan lain sebagainya yang ada di dalam Al Quran, lengkap dengan nombor ayat dan surah beserta terjemahannya, di luar kepala.
Ia juga mampu menjawab berbagai pertanyaan yang ada kaitannya dengan Al Quran hanya dengan isyarat tangan, ketukan jari, rabaan atau dengan isyarat mata. Lebih dari itu ia mampu menjelaskan percakapan sehari-harinya dengan orang-orang sekitarnya melalui ayat dan riwayat dengan menunjukkan kitab sanad dan rujukan beserta halamannya.


MUHAMMAD JAWAD HAIDARI
Anak berkewarganegaraan Tajikistan ini, telah tinggal di Iran bersama keluarganya sejak beberapa tahun yang lalu. Ia mulai menghafalkan Al Quran sejak berusia enam tahun. Satu setengah tahun kemudian ia berhasil menghafal seluruh Al Quran. Bila mendengar sebuah ayat, ia dapat menjawab semua hal yang berhubungan dengan ayat tersebut. Kini dia menekuni pelajaran hauzah.
KARBALA`I KAZHIM
Ia lahir di sebuah keluarga biasa sekitar tahun 1300 H. di desa Sarouk. Ayahnya bernama Abdul Wahab dan ibunya bernama Khanum.
Kisah menakjubkan yang ia alami sehingga ia bisa menghafal seluruh Al Quran sebenarnya terjadi saat ia masih remaja. Namun, karena takut mu’jizat tersebut hilang darinya, ia tidak menceritakan peristiwa anehnya itu kepada siapa pun sampai ia berumur 50 tahun. Setelah para kerabat dan orang-orang sekitarnya mendengar penuturan kisah itu darinya, mu’jizat itu menjadi buah bibir semua orang.
Bagaimana Ia Menghafal Al Quran? Sebagaimana biasa, Muhammad Kazhim Karimi Sarouki yang tengah berada di ladangnya yang terletak diluar desa, sedang memisah-misahkan biji-biji gandum dari tangkainya. Lalu ia mengambil sedikit dari biji-biji gandum tersebut dan mengemas tangkainya untuk makanan kambing-kambingnya. Setelah selesai, ia pun pulang kembali ke desa agar dapat menghadiahkan gandum tersebut pada seorang kenalan miskinnya yang sangat memerlukan, dan memberikan tangkai-tangkai gandum itu untuk kambing-kambingnya. Di tengah jalan, dengan maksud untuk sedikit melepas lelah, ia duduk bersandar di salah satu tiang bangunan makam salah seorang keturunan Rasulullah SAWW di dekat desanya. Sekonyong-konyong pandangannya jatuh pada dua orang sayid (keturunan Nabi SAWW) yang mengenakan pakaian bersih dan rapi sedang menuju ke arahnya. Sepertinya mereka berdua menyapanya dan memberi salam seraya berkata: “Muhammad Kazhim, apakah engkau tidak ingin bersama kita pergi berziarah atau membaca surah Al-Fatihah untuk cucu Rasulullah SAWW ini?”
Muhammad Kadzim menjawab, “ Saya tadi sudah berziarah dan sudah membaca Al-Fatihah, sekarang saya ingin pulang ke rumah.”
Dua orang tersebut berkata lagi, “Sudahlah, mari pergi bersama kami berziarah atau membaca surah Al-Fatihah untuknya”.
Muhammad Kazhim mengikuti langkah mereka menuju makamnya dan secara tertib mereka berziarah ke makam pertama lalu memasuki makam kedua. Di sana mereka membaca surah Al-Fatihah.
Muhammad Kazhim diam berdiri dengan tenang dan mendengarkan bacaan mereka. Tiba-tiba di sekitar atap makam cucu Rasulullah SAWW itu, ia melihat kalimat-kalimat tertulis dan bersinar dengan terangnya. Saat itulah salah satu dari dua orang tersebut berbalik melihat ke arah Muhammad Kazhim dan berkata “Muhammad Kazhim, mengapa engkau tidak mengucapkan sesuatu?” Muhammad Kazhim menjawab, “Saya tidak pernah sekolah dan buta huruf.“
Pemuda tak dikenal tersebut berkata lagi, “Tapi kau bisa membaca.”
Saat itulah pemuda tersebut meletakkan tangannya di dada Muhammad Kazhim seraya berkata: “Sekarang, bacalah!”
Karbala`i Kazhim bertanya, “Apa yang harus saya baca?"
Pemuda tersebut berkata: “Bacalah seperti ini: (surah Al-A'raf : 53-59).
Setelah selesai membaca ayat Al Quran tersebut, Karbala`i Kazhim membalikkan badannya untuk berbicara atau menanyakan sesuatu kepada pemuda tadi. Ia sadar bahwa tidak seorang pun ada di sekitarnya. Ia sendirian berdiri di dalam makam, dan tulisan di sekitar atap juga tidak ada. Atap terlihat gelap dan dua pemuda tak di kenal tadi tak terlihat lagi. Sadar akan hal ini, Karbala`i Kazhim jatuh pingsan di atas lantai. Setelah sadar kembali, ia mengucapkan kalimat-kalimat yang telah ia hafalkan yang sesungguhnya adalah ayat-ayat Al Quran.
Karbala`i Kazhim sendiri tidak mengetahui apa yang telah terjadi. Ia pergi menemui Shabir, seorang alim dan imam shalat jama’ah di daerah tersebut dan menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah menguji Muhammad Kazhim, Shabir yakin bahwa ia telah hafal seluruh Al Quran. Lalu kepada orang-orang yang hadir ia berkata, “Benar apa dikatakan oleh Muhammad Kazhim. Ketahuilah bahwa ia mendapat perhatian khusus Imam Mahdi!” Mendengar hal itu, orang-orang yang berada di masjid serentak menyerbu Muhammad Kazhim dan menarik baju yang ia kenakan. Sobekan baju Muhammad Kazhim diperebutkan karena dipercayai mengandung berkah. Kisah ini perlahan-lahan menyebar dan menjadi buah bibir masyarakat.
Pengakuan Maraji’ akan kebenaran kisah ini1.Tulisan tangan Almarhum Ayatullah Sayid Muhammad Hadi Milani. Ghallehzary yang telah mengetahui bahwa Karbala`i Kazhim ketika di Karbala sering bertemu Ayatullah Milani, menulis surat kepada Ayatullah Milani untuk menanyakan pendapat beliau tentang Karbala`i Kazhim. Dalam jawabannya beliau menulis:

Bismillahirrahmanirrahim
Saya dalam banyak pertemuan di Najaf dan Karbala` yang dihadiri oleh beberapa ulama` dan masyarakat dari pelbagai kalangan, melihatnya diuji kemampuannya dengan banyak cara dan dari berbagai segi. Hasil yang kami dapatkan, penguasaannya atas ayat dan kata-kata suci Al Quran adalah sesuatu yang luar biasa dan anugerah ilahiah. Dan setiap orang yang berhubungan dengannya dan tahu akan keadaannya sehari-hari serta menguji kemampuannya dalam menghafal segala permasalahan, akan menyadari bahwa kemampuannya menguasai seluruh kekhususan Al Quran merupakan keramat yang luar biasa.
Al-Ahqar Muhammad Hadi Huseini Milani
2.Allamah Amini (pengarang kitab Al-Ghadīr)
Karbala`i Kazhim di Najaf pernah bertemu dengan Allamah Amini. Di sela-sela perbincangan, Allamah Amini mengajukan berbagai pertanyaan kepada Karbala`i Kazhim dan berkata: “Karbala`i Kazhim, kalimat riba berapa kali disebutkan dalam Al Quran dan di surah apa?”
“Disebutkan dalam tujuh surah; lima kali disebutkan dalam surah Al-Baqarah, satu kali dalam surah Aali Imran dan satu kali lagi dalam surah An-Nisa`”, jawabnya.
3.Almarhum Ayatullah Sayid Abdullah Syirazi
Atas undangan Almarhum Syeikh Abbas Ali Islami, Ketua Organisasi Ta’limat-e Eslami di kota Malayir, Karbala`i Kazhim pergi menuju Kermansyah. Di sana, banyak masyarakat yang menghadiri majlis dan acara-acara agamis yang dihadiri oleh Karbala`i Kazhim. Mereka mengajukan bermacam-macam pertanyaan. Setelah melihat keberhasilannya menjawab semua pertanyaan, Ayatullah Syirazi membawa serta Karbala`i Kazhim ke Najaf Asyraf dan selama dua bulan beliau menjamu Karbala`i Kazhim di rumahnya sendiri. Ayatullah Syirazi memperkenalkan Karbala`i Kazhim kepada para marja’, ulama, pelajar agama dan khalayak ramai di masjid-masjid dan majlis-majlis. Pada suatu hari, di rumah kediaman Ayatullah Syirazi, satu kesalahan dalam kitab Mughnil Labib diungkapkan oleh Karbala`i Kazhim.
Perlu diingat bahwa kitab Mughnil Labib selama berabad-abad telah menjadi kitab pelajaran di hauzah. Sang pengarang kitab tersebut, Ibnu Hisyam, membawakan satu ayat dengan sedikit kesalahan, dan sampai saat itu tak seorang pun tahu bahwa terdapat kesalahan pada ayat tersebut. Dan ketika Karbala`i Kazhim melihat kitab tersebut, ia berkata: “Ayat ini salah, yang seharusnya huruf 'fa`' ditulis dengan 'waw', atau sebaliknya”.

5. Pertemuan dengan para marja’ taqlid di Qom
Karbala`i Kazhim telah berkali-kali datang ke Qom - atau jika kita katakan dengan sebenarnya, didatangkan ke kota Qom -. Di kota ilmu dan ulama ini, Karbal`i Kazhim bertemu dengan para ulama. Bahkan dapat dikatakan bahwa tak satu orang pun di kota Qom yang belum pernah melihat Karbala`i Kazhim atau mendengar sifat-sifatnya.
Karbala`i Kazhim di Qom merasa tenang karena ia lebih banyak menghabiskan waktunya di Madrasah Faiziyah dan setiap hari mendapat undangan dari salah satu pelajar di sana yang pada setiap majlis atau acara banyak orang yang ingin melihatnya dari dekat serta menanyakan berbagai permasalahan tentang Al Quran. Antara lain, tentang kekhususan ayat, jumlah kalimat, jumlah huruf dalam Al Quran, ayat mana yang banyak menggunakan huruf ‘mim’, ayat mana yang banyak menggunakan huruf ‘qaf’, kalimat 'hikmah' berapa kali disebut dalam Al Quran, tentang nama-nama surah yang mana Karbala`i Kazhim mengenal nama-nama tersebut dengan/lewat kalimat pertama, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang diutarakan dalam pertemuan mereka dengannya. Sayangnya, ia sangat cepat sekali menjawab hingga sangat sulit untuk menulis jawabannya dan kebanyakan tidak ada yang memanfaatkan kemampuannya itu dalam hal-hal ilmu pengetahuan (sains).
Yang terpenting adalah ia telah bertemu dengan banyak ulama dan pembesar kota Qom. Antara lain, Sayid Ahmad Zanjani, Ayatullah Sayid Syihabuddin Najafi Mar’asyi, Ayatullah Sayid Muhammad Hujjat Kuhkamarei, Almarhum Sayid Shadruddin Shadr dan Ayatullah Sayid Husein Burujerdi Thabathaba’i. Dalam setiap pertemuannya, banyak pembicaraan atau pun cerita yang kita temukan. Salah satunya adalah Ayatullah Zanjani mengibaratkan Karbala`i Kazhim sebagai pengungkap ayat Al Quran yang hidup dan berjalan, dan Ayatullah Shadr berkata: “Amalan apa kiranya yang pernah dilakukan oleh seorang petani ini sehingga membuat Allah SWT memperhatikannya seperti ini?”.



6. Karbala`i Kazhim bersama Almarhum Ayatullah Burujerdi
Pada tahun 1951, Sayid Isma’il Alawi membawa Karbala`i Kazhim dari Malayir atau Tuisarkan ke kota Qom dan selanjutnya ke kediaman Ayatullah Burujerdi. Pada saat itu orang sudah banyak mendengar cerita tentangnya. Banyak cerita mengenai pertemuannya dengan Ayatullah Burujerdi. Di sini kami menukilkan cerita yang keluar dari mulut Karbala`i Kazhim sendiri yang ia ceritakan untuk Ghalehzari.
Karbala`i Kazhim dengan bahasa kampungnya berkata: “Saya di rumah beliau (Ayatullah Burujerdi) membaca Al Quran pelan-pelan. Saya melihat orang-orang yang mempunyai urusan dengan Ayatullah Burujerdi duduk menganggur. Saya berkata: “Mengapa kalian duduk diam saja? Paling tidak, sampai beliau datang bacalah Al Quran”. Tapi mereka tetap saja diam. Saya sendiri membaca Al Quran. Ketika melihat saya membaca Al Quran, mereka bertanya: “Bagaimana Anda mampu menghafal ayat-ayat tersebut?”. Saya menjawab, “saya tidak belajar akan tetapi saya diberi anugrah begitu saja”.
Mereka berkata: “Apakah Anda Karbala`i Kazhim itu?” Saya jawab: “Ya”. Lalu mereka pergi dan mengatakan hal ini pada Ayatullah Burujerdi. Tak lama kemudian Ayatullah Burujerdi datang, dan setelah menanyakan keadaan masing-masing hadirin, beliau membuka satu halaman Al Quran dan berkata: Bacalah kelanjutan dari ayat ini: "Idz ya'idukum ihdat thā`ifatain...". Dan setelah beliau menutup kembali Al Quran tadi, lalu saya membaca kelanjutan ayat tersebut dan saya berkata: "Pada awal ayat tadi ada huruf ‘waw’ yang tidak Anda baca. Ayat yang sebenarnya adalah: "wa idz ya'idukum".
Beliau tersenyum. Adapun orang yang hadir disana menatap saya dengan tajam dan mereka berkata: “Beliau betul membacanya”. Saya berkata: “Ambillah Al Quran ini dan carilah”. Mareka membuka Al Quran, tapi tidak berhasil menemukan ayat tersebut. Akhirnya saya berkata: “Saya yang akan mencarikannya untuk kalian”.
Saya ambil kembali Al Quran tersebut dan saya tunjukkan ayat itu kepada mereka dalam surah Al-Anfal. Mereka menyaksikan ayat tersebut seperti apa yang telah saya katakan.
Lalu beliau (Ayatullah Burujerdi) membaca ayat lain dan saya meneruskannya dan saya jelaskan ayat itu berada di surah apa dan juz keberapa. Beliau lalu berkata, “Karbala`i Kazhim, majulah engkau kemari! Mari kita berjabat tangan”.
Saya maju kedepan dan berpelukan dengan beliau. Saya berkata kepada beliau, “Anda telah banyak bertanya kepada saya. Sekarang giliran saya ingin menanyakan sesuatu kepada Anda”. Beliau tersenyum. Para hadirin tertawa terbahak-bahak mendengar permintaan saya. Lalu Ayatullah berkata: “Silahkan bertanya!”
Saya berkata: “Surah manakah yang tidak memiliki 7 huruf?” Beliau berfikir sejenak dan berkata: “Saya tidak tahu. Anda sendiri coba katakan pada kami”. Saya berkata: “Surat Al-Fatihah, dikarenakan 7 huruf tersebut ada kaitannya dengan neraka jahanam dan 7 huruf tersebut di buang dari surat Al-Fatihah yang merupakan surah rahmat. Tujuh huruf tersebut adalah tsa`, jim, kha`, zey, syin, zha` dan fa`.
Lalu Karbala`i Kazhim membaca ayat-ayat yang di dalamnya terdapat 7 huruf tersebut dalam kalimat: Tsubur, Jahannam, Khusran, Zaqqum, Syaqwa, Lazha dan Faza’. Karbala`i Kazhim meneruskan. Ayatullah Burujerdi meminta kertas dan pena lalu memerintahkan sebagian yang hadir untuk menulisnya. Beliau memberi saya 100 tuman (1000 rial), lalu saya minta diri dan keluar.
Cerita Ayatullah Burujerdi tidak membaca ‘waw’ dan dibenarkan oleh Karbala`i Kazhim telah membangkitkan rasa kehairanan banyak orang saat itu. Khususnya, karena hal ini menyangkut Ayatullah Burujerdi yang dikenal memiliki ketelitian yang luar biasa, baik dalam pekerjaan, membaca surat, atau lainnya. Jika ada orang yang lebih atau kurang menulis satu titik saja, beliau langsung mengingatkannya. Adapun pada hadirin yang memandang tajam pada Karbala`i Kazhim ketika mengatakan bahwa Ayatullah kurang membaca satu huruf adalah merupakan ujian untuknya. Dan Karbala`i dengan mantap mengulangi perkataanya. Senyuman Ayatullah Burujerdi merupakan tanda bahwa beliau tengah menguji ketelitian dan hafalan Karbala`i Kazhim yang luar biasa, dan beliau ingin tahu apakah Karbala`i Kazhim mengetahui maksud beliau itu atau tidak.



MUHAMMAD BAQIR MANSHURI
Ia lahir pada tahun 1992 di kota Ahvaz, Iran. Ia mulai menghafal Al Quran saat ia berusia empat tahun dan berhasil menghafal seluruhnya di usia lima setengah tahun. Jika satu ayat dibacakan padanya, ia akan menjawab semua yang berkaitan dengan ayat tersebut. Saat ini dia sedang menekuni pelajaran hauzah.
MUHAMMAD HUSEIN HAIDARI
Putra negara Tajikistan ini telah beberapa tahun tinggal bersama keluarganya di Iran. Ia mulai menghafal Al Quran sejak berusia empat setengah tahun. Dan kini, di usianya yang keenam, ia telah menghafal seluruh Al Quran dan dapat melantunkan ayat-ayatnya dengan fasih. Bila dibacakan satu ayat padanya, ia akan menjawab semua hal yang berkaitan dengan ayat tersebut.


MUHAMMAD SALMAN MA’RUF JAN
Muhammad Salman Ma’ruf Jan lahir pada tanggal 11 Oktober 1991 M di kota Dusyanbeh, Tajikistan. Ia yang telah hafal seluruh Al Quran, mampu menjawab dengan cepat dan tepat segala hal yang berkaitan dengan ayat-ayat dan surah-surah Al Quran. Kini ia aktif belajar di hauzah Qom, Iran.



MUNTAZHIR MANSHURI
Ia dilahirkan pada tanggal 6 Syahriwar 1370 (1991 M.) di kota Ahvaz, Iran. Ia mulai menghafal Al Quran pada usia lima tahun setengah dan menyelesaikannya pada usia tujuh tahun. Jika mendengar sebuah ayat Al Quran, ia dapat menjawab semua hal yang berkaitan dengan ayat tersebut. Saat ini dia aktif mempelajari pelajaran hauzah.



SAYYID MUJTABA RIDHAWI
Sayyid Mujtaba Ridhawi lahir pada tanggal 20 April 1989 di kota Qom. Sejak tahun 1998, ia mulai menghafal Al Quran dan berhasil menghafal seluruhnya satu tahun kemudian. Selain Al Quran, ia juga hafal sebagian kitab Nahjul Balaghah, Ushūl Kāfi dan Wasā`ilus Syī’ah.

No comments: