Popular Posts

Monday, May 14, 2007

Rintihan dan Ratapan bangsa Jin untuk Al-Husain Cucu Nabi Saww

Rintihan dan Ratapan Bangsa Jin untuk Al-Husain Cucu Nabi Saww

Ketika Al-Husain as. terbunuh, banyak orang yang mendengar suara rintihan dan ratapan bangsa Jin untuk Al-Husain as. Mereka berkata:

Wahai mata, lakukanlah dengan baik tugasmu

Siapa lagi yang kan menangisi syuhada setelahku

Tangisilah mereka yang berjalan digiring kematian

Menuju negeri kekuasaan anak bekas budak belian

Wahai kalian yang telah membantai Al-Husain

Bersiaplah menerima azab dan balasan

Seluruh penghuni langit mengutuk kalian

Juga para nabi, utusan Allah dan bani insan

Kalian dikutuk lewat lisan putra Daud, Sulaiman

Juga Musa dan Isa, pembawa injil Tuhan

Wanita mulia bangsa Jin menangis sedih

Pukuli pipi yang bak keping emas nan bersih

Berpakaian kumal warna hitam, matapun letih

Aku bersedih meratapi Al-Husain

Sungguh Al-Husain seorang pahlawan

Demi Allah, aku datang kepada kalian setelah melihat dia

Di tepi Furat, pipinya berdebu dan luka leher menganga

Di sekitarnya, jasad-jasad muda dengan leher terluka

Mereka bak pelita, mengusir gulita dengan cahaya

Al-Husain bagaikan pelita penerang segala

Allahlah saksinya bahwa aku tak berdusta

Al-Husain tewas di negeri orang, sebatang kara

Dengan rasa dahaga yang mencekik jiwanya

Nabi sering mengusap dahinya

Dari pipinya memancar cahaya

Orang tuanya pembesar Quraisy

Kakeknya, sebaik-baik orang tua

Mereka membantaimu, wahai putra Rasul

Tempat mereka adalah neraka selamanya

Karena menyembelih unta, kaum Tsamud binasa

Petaka tanpa bahagia adalah akhir nasib mereka

Kehormatan cucu Rasulullah tentu lebih utama

dan lebih agung dari hanya seekor induk unta

Sangatlah mengherankan mereka tidak berubah rupa

Mungkin Allah menangguhkan azab para durjana

peristiwa ini tertulis di kitab2 ahlu as-Sunnah berikut ini ….

Al-Mu’jamu Al-Kabir hal. 147, Dzakhairu Al-’Uqba hal. 150, Tarikhu Al-Islam 2 hal. 349, Asma’ Al-Rijal 2 hal. 141, Siyaru A’lami Al-Nubala’ 3 hal. 214, Akamu Al-Marjan hal. 147, Nadzmu Durari Al-Simthain hal. 217, 223, dan 224, Al-Ishabah 1 hal. 334, Majma’u Al-Zawaid 9 hal. 199, Al-Bidayah wa Al-Nihayah 6 hal. 231, 8 hal. 197 dan 200, Tarikhu Al-Khulafa’ hal. 80, Al-Shawaiqu Al-Mughriqah hal. 194, Wasilatu Al-Maal hal. 197, Mifathu Al-Naja hal. 144, Yanabi’u Al-Mawaddah hal. 320, 323, 351, dan 352, Al-Syarafu Al-Muabbad hal. 68, Kifayatu Al-Thalib hal. 294 dan 295, Al-Maqtal 2 hal. 126, 127, Muhadharatu Al-Abrar 2 hal. 160, Tarikhu Al-Umami wa Al-Muluk 4 hal ; 357, Al-Kamil fi Al-Tarikh 3 hal. 301, Tahdzibu Al-Tahdzib 2 hal. 353, Al-Bad’u wa Al-Tarikh 6 hal. 10, Akhbaru Al-Duwal hal. 109, Nuuru Al-Qabas Al-Mukhtashar min Al-Muqtabas hal. 263, Taj Al-’Arus 3 hal. 196 dan Ihqaqu Al-Haq 11 hal. 570-589.

No comments: