Popular Posts

Monday, November 19, 2007

Al Imam Ali bin Musa Ar-Ridha (as)




a. Biografi Singkat Imam Ali bin Musa ar-Ridha (as)

Imam Ali Ridha (as) dilahirkan di Madinah pada tanggal 11 Dzulqa’edah 148 H. Ayahnya adalah Imam Musa Kazhim (as) dan ibunya adalah Najmah. Nama lainnya adalah Samanah, Tuktam, dan Thahirah.

Setelah Imam Kazhim (as) syahid, dalam usia 35 tahun, ia harus memegang tali kendali imamah, menjaga syiar-syiar Islam, dan membimbing para pengikutnya. Jangka masa imamah Imam Ridha (as) adalah dua puluh tahun. Kita dapat membahagi masa tersebut dalam tiga fasa:

a. Sepuluh tahun pertama masa imamahnya yang bersamaan dengan masa pemerintahan Harun Rasyid.

b. Lima tahun setelah masa tersebut yang bersamaan dengan masa pemerintahan Amin, putra Harun.

c. Lima tahun kedua yang bersamaan dengan masa pemerintahan Ma`mun Abbasi, saudara Amin.

Dalam setiap fasa imamah di atas, Imam ArRidha (as) berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik dalam menjaga dan menyebarkan Islam meskipun ia harus berhadapan, dari satu sisi, dengan politik pemerintahan masa itu yang rumit karena ia menjadikan Islam sebagai asas pemerintahannya, dan, dari sisi lain, kepincangan-kepincangan sosial yang menimpa masyarakat waktu itu.

Imam Ridha (as) pada tiga tahun terakhir hidupnya banyak mengeluarkan tenaga demi menggunakan kesempatan yang ada demi menyedarkan masyarakat dan memusatkan perhatian mereka terhadap permasalahan-permasalahan utama dan taktik pemerintah dalam melupakan mereka akan masalah-masalah tersebut dengan cara yang beraneka ragam.

Semasa Ma`mun Abbasi memrintah, ia memindahkan ibu kota pemerintahannya dari Baghdad ke Merv (salah satu kota Khurasan sekarang.).Di situ dia mengundang Imam Ridha (as) ke istana kekuasaannya bagi manfaat dirinya dan mengambil hati para pencinta Ahlul Bait dan dapat mengawal gerak-geri Imam Ridha (as). Pada mulanya Imam Ridha (as) tidak menerima undangan tersebut kerana tahu akan rancangan Ma’mun di sebalik undangan itu. Tapi setelah di paksa beberapa kali,akhirnya Imam Ridha (as) terpaksa akur juga.

Imam Ridha (as) syahid pada tahun 203 H dalam usianya yang ke-55 tahun di sebuah desa yang bernama Senabad Nuqan dan sekarang desa itu menjadi salah satu bahagian dari kota Masyhad, Iran. Ia syahid karena diracun oleh Ma`mun, khalifah yang berkuasa pada saat itu.




c. Sebuah Pesanan dari Imam Ridha (a.s)

Ali bin Syu'aib, salah seorang sahabat setia Imam Ridha as, bercerita: "Suatu hari aku pergi berziarah ke rumah Imam Ridha as. ‘Wahai Ali, kehidupan siapakah yang terbaik?’ tanyanya kepadaku.

‘Wahai Imam, Anda yang lebih tahu,’ jawabku pendek.

‘Orang yang memakmurkan kehidupan orang lain dengan biaya hidupnya sendiri,’ jawabnya.

‘Apakah engkau tahu kehidupan siapakah yang paling buruk?’ tanyanya kembali.

‘Anda lebih tahu,’ jawabku.

‘Seseorang yang orang lain tidak dapat mengambil manfaat dari kehidupannya,’ jawabnya.



c. Antara Kata-Kata Mutiara Imam Ridha (a.s)

1. Tiga sifat orang mukmin

"Seseorang tidak akan menjadi mukmin yang sejati kecuali ia memiliki tiga sifat ini: mengikuti sunnah Tuhannya, sunnah Nabi-Nya dan sunnah imamnya. Sunnah (kebiasaan yang dilakukan oleh) Tuhannya adalah menyimpan rahasia, sunnah Nabi-Nya adalah bertolak-ansur terhadap orang lain, dan sunnah imamnya adalah sabar menanggung kesengsaraan."

2. Pahala berbuat kebajikan secara diam-diam dan ancaman bagi orang yang melakukan keburukan secara terang-terangan

"Orang yang berbuat kebaikan secara diam-diam pahalanya sama dengan tujuh puluh kebaikan, orang yang melakukan keburukan secara terang-terangan, ia akan hina dan orang yang menutupi keburukan akan diampuni".

3. Kebersihan

"Menjaga kebersihan adalah termasuk akhlak para nabi as."

4. Orang yang boleh dipercaya

"Orang yang (pada hakikatnya) dapat dipercaya tidak akan berkhianat kepadamu, dan hanya engkaulah yang menganggap pengkhianat sebagai orang yang dapat dipercaya".

5. Membahagiakan orang mukmin

"Barangsiapa menolong orang mukmin menangani kesusahannya, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dari hatinya pada hari kiamat."

6. Sahabat dan musuh setiap orang

"Sahabat setiap orang adalah akalnya dan musuhnya adalah kebodohannya".

7. Menyebutkan nama seseorang dengan penuh penghormatan

"Jika engkau menyebut nama seseorang yang ada di hadapanmu, maka sebutlah jolokannya, dan jika ia tidak ada di hadapanmu, maka sebutlah namanya".

8. Manusia terjahat

"Manusia terjahat adalah orang yang tidak mahu menolong orang lain, makan sendirian, dan memukul budaknya

9. Sepuluh keistimewaan orang yang berakal

"Akal seorang muslim tidak akan sempurna kecuali jika ia memiliki sepuluh sifat berikut: (1) kebaikannya selalu diharapkan orang; (2) orang lain merasa aman dari kejahatannya; (3) menganggap banyak kebaikan orang yang sedikit; (4) menganggap sedikit kebaikan yang telah diperbuatnya kepada orang lain; (5) tidak pernah menyesal jika orang lain selalu meminta bantuan darinya; (6) tidak merasa bosan mencari ilmu sepanjang umurnya; (7) kefakiran di jalan Allah lebih disukainya daripada kekayaan; (8) hina di jalan Allah lebih disukainya daripada mulia di dalam pelukan musuh-Nya; (9) merendah diri lebih disukainya daripada meninggi diri."

Kemudian Imam Ridha as bertanya, "Yang kesepuluh, apakah yang kesepuluh?" "Apakah yang kesepuluh?" tanya seorang sahabat."Ia tidak melihat seseorang kecuali berkata (dalam hatinya): 'Ia masih lebih baik dariku dan lebih bertakwa'", jawabnya singkat.

10. Amalan terbaik setelah hal-hal yang wajib

"Tidak ada amalan yang lebih utama di sisi Allah setelah hal-hal yang wajib selain daripada membahagiakan orang mukmin."

11. Sifat pemaaf akan selalu menang

"Jika dua kelompok saling bertemu, maka kemenangan akan berpihak kepada kelompok yang paling pemaaf."

12. Melanggar janji dan tipu muslihat

"Seseorang tidak akan dapat membebaskan diri dari lingkaran kesengsaraan dengan melanggar janji, dan tidak akan aman dari ancaman siksa jika melakukan kezaliman dengan cara tipu muslihat."

13. Rukun iman

"Iman memiliki empat rukun: tawakal kepada Allah, rela dengan segala ketentuan (qadha`)-Nya, pasrah diri terhadap semua perintah-Nya dan menyerahkan segala urusan kepada-Nya."

14. Amal soleh dan mencintai keluarga Muhammad saw

"Janganlah meninggalkan amal soleh dan kesungguhan dalam ibadah kerana menyandarkan cinta kepada keluarga Muhammad saw dan janganlah meninggalkan kecintaan kepada keluarga Muhammad saw kerana menyandarkan ibadah (yang kau kerjakan), karena salah satunya tidak akan diterima kecuali jika disertai dengan yang lainnya."


No comments: