Popular Posts

Thursday, February 17, 2011

Pesantren YAPI Diserang Ratusan Orang Tak Dikenal






Menurut Kantor Berita ABNA, Aksi anarkis terhadap kelompok tertentu kembali terjadi. Bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad 1432, kemarin, Pondok Pesantren (ponpes) Yayasan Pesantren Islam (YAPI) di Desa Kenep, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan diserang sekelompok orang tak dikenal. Akibatnya, enam santri dan karyawan YAPI mengalami sejumlah luka-luka.


Dari data yang dihimpun Radar Bromo (grup JPNN) di lapangan, aksi penyerangan itu terjadi sekitar pukul 14.15 WIB. Namun, massa sudah terlihat bergerak dari arah Selatan (dari arah Pandaan) sekitar pukul 14.05 WIB. Mereka berjumlah sekitar 100 orang. Semuanya datang dengan mengendarai motor dan mengenakan baju koko. Sebagian lagi mengenakan sarung dan peci.

Begitu tiba di depan Ponpes YAPI sekitar pukul 14.15 WIB, massa mengolok-olok salah satu tokoh Ponpes YAPI. Yakni, Ustadz Husain. "Awalnya mereka di depan mengolok-olok ustad Husain. Terus tiba-tiba mereka masuk (ke areal yayasan)," kata Ahmad, 16, siswa SMA yang kemarin sedang asyik main basket di lapangan depan.


Ya, meski kemarin hari libur, santri Ponpes YAPI masih banyak yang berada di yayasan. Bahkan saat penyerangan terjadi, beberapa santri sedang asyik bermain basket, voli dan futsal. "Jumlah yang nyerang itu sekitar 100 orang. Banyak sekali Mas," tambah Nurkholis, salah satu satpam yang kemarin menjaga. Setelah mengolok-olok, massa langsung masuk melewati pintu gerbang ponpes. Di sebelah kiri pintu gerbang, sebenarnya ada pos satpam. Saat itu, dua satpam sedang berjaga-jaga. Namun, kedua satpam tak kuasa menahan massa yang menyerbu masuk.


Bahkan massa langsung melempari pos satpam dan ruang tamu kantor yang ada di belakang pos satpam. Akibatnya, kaca dua gedung itu pecah. Setelah itu, massa merangsek masuk ke areal yayasan. Mereka lantas langsung menyerang beberapa santri yang sedang berolah raga di lapangan. "Saya dilempar dengan batu," kata Miqdat, yang mengalami luka di bagian pipinya.


Mendapat penyerangan itu, para santri pun tak tinggal diam. Mereka melakukan perlawanan. Bahkan, santri yang ada di dalam ruangan ikut keluar untuk membantu teman-temannya. Setidaknya, sekitar lima menit para santri Ponpes YAPI mencoba memberikan perlawanan. Selain santri, dua petugas Polres Pasuruan berpakaian preman ternyata juga ada di tempat itu. Aksi penyerangan itu memang disebutkan sudah terendus oleh petugas. Karena itu, Polres Pasuruan melakukan pengamanan di areal ponpes.


Namun, karena hanya berdua, mereka tidak bisa berbuat banyak. Kedua petugas akhirnya melepaskan tembakan peringatan sebanyak dua kali ke udara. Setelah itu, massa yang menyerang langsung balik kanan. Mereka langsung lari ke arah Utara (Bangil). Beberapa saat kemudian, massa yang menyerang kembali ke arah Pandaan, lewat di depan Ponpes YAPI. "Orangnya cukup banyak. Cuma sepenglihatan saya ada yang membawa bendera warna putih," tambah Nurkholis.

Akibat penyerangan itu, sejumlah santri mengalami luka-luka. Empat diantaranya bahkan sampai dilarikan ke RS Masyitoh, Bangil. Mereka adalah Miqdat, luka di bagian pipi; Baraqbah, luka di kepala; Ali Reza, luka di bagian mata kanan dan Abdul Qodir luka bocor di kepalanya. Selain empat santri ini, dua karyawan YAPI yakni Syaroni dan Syoir juga mengalami luka. Tetapi tidak sampai dirujuk ke RS.



Tak berselang lama, petugas kepolisian Polres Pasuuran datang untuk melakukan olah TKP. Pihak pengelola yayasan kepada petugas kepolisian mengaku sudah mencurigai siapa yang menyerang ponpesnya. "Kita ini dalam kondisi tiba-tiba mereka datang dan menyerang. Seharusnya hal seperti ini dilakukan dialog-dialog dahulu," ujar Ustadz Muchsin, ketua yayasan.

Kepada petugas kepolisian, para pengurus yayasan meminta agar para pelaku penyerangan segera ditangkap. "Kejadian seperti ini sudah seringkali terjadi. Dikira kami tidak bisa melawan," ucap Ridho, salah satu pengurus yayasan kepada petugas kepolisian yang dipimpin langsung Kapolres AKBP Syahardiantono.


Meski sudah banyak polisi yang mengamankan, para santri yayasan masih banyak yang siaga. Sebagian membawa pentungan. Bahkan ketika salah satu pengurus yayasan datang dengan memakai jas hujan warna kuning, para santri sempat mengepalkan tangan ke atas sebagai tanda siap memberikan perlawanan bila kembali diserang. (mie/hn)



Korban Penyerangan Ponpes YAPI:


Miqdat, 17, siswa kelas 2 SMA Abulfas alias M Baraqbah, 19, siswa kelas 2 SMA Ali Reza, 15, siswa kelas 1 SMA Abdul Qodir, 15, siswa kelas 1 SMA (Semuanya dilarikan ke RS Masyitoh) Syaroni Soir (Keduanya karyawan. Dirawat di tempat kejadian)


Kronologis kejadian


Jam 14.05 Massa tak dikenal berjumlah sekitar 100 orang memakai motor. Sebagian besar memakai baju koko dan berpeci bergerak dari arah Selatan (pandaan) Jam 14.15 Massa tak dikenal sampai di depan Ponpes YAPI. Awalnya mereka mengolok-ngolok salah satu tokoh YAPI dan melempari ponpes dari luar. Lantas mereka merangsek masuk ke areal ponpes dan menyerang sejumlah santri yang olahraga, sore kemarin (15/2). Jam 14.20
Aksi penyerangan hanya berlangsung singkat. Sebab mendapat perlawanan dari para santri.


Polisi berpakaian preman yang berjaga sempat mengeluarkan 2 kali tembakan peringatan. Massa yang menyerang langsung balik kanan ke arah Utara (Bangil). Lantas putar balik lagi di sekitar Kelurahan Kidul Dalem menuju Pandaan.



Mereka adalah Miqdat, 17, siswa kelas 2 SMA; Abulfas alias M Baraqbah, 19, siswa kelas 2 SMA; Ali Reza, 15, siswa kelas 1 SMA dan Abdul Qodir, 15, siswa kelas 1 SMA. Semuanya adalah santri di Ponpes YAPI. Kemarin, mereka langsung dilarikan ke RS Masyitoh, Bangil untuk mendapatkan perawatan medis. Lalu, dua korban sisanya adalah karyawan Ponpes YAPI. Yakni, Syaroni dan Soir. Namun, keduanya tidak sampai dilarikan ke rumah sakit. Mereka hanya mendapat perawatan di lokasi kejadian.